Rabu, 13 Juni 2012

Peristiwa Serangan Tentara Gajah

Diantara kejadian penting yang terjadi terkait dengan kelahiran Nabi Muhammad saw adalah peristiwa serangan tentara gajah ke Mekah pada tahun 570 M. Tentara gajah ini dipimpin oleh Abrahah bin Shabah al-Asyram, seorang raja di Yaman. 
Pada masa itu, Abrahah yang beragama nashrani memerintahkan untuk membangun sebuah gereja yang sangat indah dan megah di Shan'a yang diberi nama al-Qulais. Tujuan dari dibangunnya gereja ini adalah untuk menandingi Ka'bah yang ada di Mekah. Abrahah sangat berambisi untuk memalingkan orang-orang Arab dari Ka'bah dan berganti untuk menziarahi al-Qulais itu saat musim haji.

Tatkala berita tentang usaha pemalingan orang-orang Arab dari Ka'bah tersiar, seorang lelaki dari Bani Kinanah bernama Hudzaifah ibn Abdullah sangat marah. Ia lalu berangkat menuju gereja pada malam hari dan melakukan buang hajat besar di dalamnya. Tentu saja saat Abrahah mengetahui hal itu ia sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Ka'bah. Selanjutnya Abrahah berangkat bersama ribuan tentara bergajah untuk menyerang Mekah.
Begitu sampai di Thaif, Abrahah dan pasukannya menghancurkan segenap bangunan yang berbau Arab. Di kota inilah Abrahah dan pasukannya berkemah untuk sementara waktu. Ia lalu mengirim pasukan kecil dibawah pimpinan Aswad ibn Maqsud al-Habsyi untuk menyerang Mekah. Pasukan kecil ini berhasil menjarah kota Mekah dengan mudah, termasuk merampas 200 onta milik Abdul Muthollib. Keberhasilan pasukan kecil ini membuat Abrahah sangat senang, lalu ia mengutus Hinathoh al-humairy untuk menjemput pemimpin Mekah ke hadapannya. Karena Abdul Muthollib adalah tokoh yang sangat dituakan oleh penduduk Quraisy, maka mereka sepakat untuk menjadikannya sebagai perwakilan menemui Abrahah.
Sesampainya di hadapan sang raja, Abdul Muthollib mendapat perlakuan yang sangat baik dari Abrahah. Ia bahkan mendudukkan Abdul Muthollib disisinya dan berkata:
"Sesungguhnya kedatangan kami ini bukan untuk memerangi kaummu, tapi kami datang semata-mata untuk menghancurkan Ka'bah saja"
Abdul Muthollib berkata: "Ka'bah adalah bait Allah, dan bait Khalil-Nya Ibrahim. Kami tidak memiliki daya apapun untuk mencegah rencana penghancurannya."
Abrahah lalu bertanya: "Baiklah. Sekarang katakan, apa keperluanmu?"
Abdul Muthollib menjawab: "Kembalikan onta-ontaku yang telah dirampas oleh anak buah tuan tadi"
Mendengar permintaan tersebut, Abrahah tertawa dan berkata: "Engkau sungguh mengherankanku wahai orang tua. Kamu datang kepadaku dan lebih peduli dengan onta-ontamu ketimbang ka'bah, rumah suci dalam agamamu, agama nenek moyangmu sendiri?! Padahal kau tahu, kami datang untuk menghancurkannya! Lucu sekali kau ini, haha"
 Abdul Muthollib hanya tersenyum dan berkata: "Itu karena aku adalah rabb (pemilik) bagi onta-ontaku, aku akan mencegahmu merampasnya sebisaku. Sedangkan Ka'bah telah memiliki Rabb(pemilik) lain yang akan mencegahmu untuk menghancurkannya"
Usai berkata demikian, Abdul Muthollib pulang ke Mekah dan menyeru penduduk Mekah agar mengungsi ke bukit-bukit dan pegunungan sekitar. Mereka hanya melihat saja saat ribuan pasukan gajah bergerak mendekati Mekah.
Apa yang terjadi kemudian dengan pasukan bergajah itu adalah seperti yang digambarkan al-Qur'an dalam surat al-Fiil:
"Apakah kamu tidak dapat melihat apa yang terjadi dengan pasukan gajah. Bukankah Allah telah menjadikan tipu daya mereka itu tidak berarti. Dan Ia mengirim kepada mereka burung-burung (yang berbondong-bondong) datangnya. Burung-burung itu melemparkan batu-batu yang sangat panas, dari  Sijjil (tanah-tanah yang membara). Maka Ia menjadikan pasukan gajah itu laksana daun yang habis dimakan oleh ulat" (QS. al-Fiil:1-5)
Dalam ayat ini, Allah swt menggambarkan dengan jelas kehancuran tentara gajah oleh serangan sekelompok burung yang membawa bara panas di kaki dan paruh mereka. Inilah hikmah, bahwa batu panas yang kecil itu, dengan izin Allah, sanggup menghancurkan pasukan gajah yang besar dan gagah perkasa. Itulah perlindungan Allah swt terhadap Ka'bah, baitnya yang suci. Orang-orang Arab kemudian mengabadikan tahun itu dengan sebutan 'aamul fiil atau tahun gajah.

1 komentar: