Rabu, 13 Juni 2012

Hukum Memperingati Maulid Nabi Muhammad saw

A. Fatwa Para Ulama

al-Imam Abu Syamah (Abdurrahman bin Ismail) yang wafat pada 655 H, guru dari al-Imam Nawawi rahimahullah berkata: "Sesungguhnya termasuk salah satu bid'ah yang paling baik, yang dilakukan orang-orang pada masa kita ini adalah PERINGATAN maulid Nabi saw yang dilaksanakan setiap tahun, baik pada hari maulid, atau malamnya, diantaranya dengan memperbanyak sedekah, menampakkan kegembiraan dan keriangan. Lagipula  yang demikian itu adalah termasuk salah satu kebaikan kepda golongan faqir miskin."

Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad saw dilahirkan pada (malam) hari senin tanggal 12 rabi'ul awwal bertepatan dengan tanggal 30 agustus 570 M. Setelah proses persalinan selesai, sang bunda mengutus seseorang untuk menemui Abdul Muthollib. Saat itu Abdul Muthollib sedang berthawaf di Ka'bah. Utusan itu berkata: "Wahai Abu Harits! Sesungguhnya menantumu sudah melahirkan. Kelahirannya sangat ajaib"
Abdul Muthollib berhenti dan bertanya: "Apa dia laki-laki?" Utusan itu menjawab: "Ya. Di melahirkan seorang anak laki-laki" mendengar itu, Abdul Muthollib sontak sujud penuh rasa syukur.

Peristiwa Serangan Tentara Gajah

Diantara kejadian penting yang terjadi terkait dengan kelahiran Nabi Muhammad saw adalah peristiwa serangan tentara gajah ke Mekah pada tahun 570 M. Tentara gajah ini dipimpin oleh Abrahah bin Shabah al-Asyram, seorang raja di Yaman. 
Pada masa itu, Abrahah yang beragama nashrani memerintahkan untuk membangun sebuah gereja yang sangat indah dan megah di Shan'a yang diberi nama al-Qulais. Tujuan dari dibangunnya gereja ini adalah untuk menandingi Ka'bah yang ada di Mekah. Abrahah sangat berambisi untuk memalingkan orang-orang Arab dari Ka'bah dan berganti untuk menziarahi al-Qulais itu saat musim haji.